---"Welcome To My Blog"---

Cara Rooting Smartphone Samsung Galaxy: Penalaran

Penalaran

Penalaran adalah proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indera yang dapat menghasilkan berupa konsep & pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis akan terbentuk proposisi yang sejenis juga berdasarkan jumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar.

Proposisi ialah istilah yang biasa digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar atau tidaknya.
Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai 3 unsur yaitu:
1. Subyek ialah perkara yang disebutkan, dapat terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara.
2. Predikat ialah perkara yang dinyatakan dalam subjek.
3. Kopula ialah kata yang menghubungkan subjek dan predikat.

Inferensi ialah suatu tindakan yang berasal dari kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui dan dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik disebut sebagai idiomatik.
Contoh Inferensi:
Inkoherensi: Tidak ada definisi inferensi deduktif telah ditawarkan, definisi yang ditawarkan adalah untuk inferensi Induktif. Filsuf Yunani didefinisikan sejumlah silogisme, bagian 3 kesimpulan yang benar yang dapat digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih kompleks, kita mulai yang paling terkenal dari mereka semua:
- Semua manusia fana
- Socrates adalah seorang pria
Oleh karena itu, socrates adalah fana. Pembaca dapat memeriksa bahwa tempat dan kesimpulan yang benar, tetapi logika berkaitan dengan inferensi: apakah kebenaran kesimpulan mengikuti dari yang tempat?

Implikasi dapat kita definisikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian. Akan tetapi secara bahasa memiliki arti sesuatu yang telah tersimpul didalamnya. Di dalam konteks penelitian sendiri, apabila dalam sebuah penelitian kita mempunyai kesimpulan misalnya "A" "Manusia itu bernafas". Maka "Manusia itu bernafas" yang kita sebut dengan implikasi penelitian. Untuk contohnya, dalam hasil penelitian kita menemukan bahwa siswa yang di ajar dengan metode "A" lebih kreatif serta memiliki skill yang lebih baik.
Dengan demikian menggunakan metode belajar "A"kita bisa mengharapkan siswa menjadi lebih kreatif dan juga memiliki skill yang lebih baik.

Wujud Evidensi ialah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris, akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Kita mungkin mengartikannya sebagai "cara bagaimana kenyataan hadir" atau perwujudan dari ada bagi akal. Misal Mr. Ruben mengatakan "dengan pasti ada 321.777 ikan di bengawan solo" apa komentar kita? Tentu saja tidak hanya mengangguk dan mengatakan "fakta yang menarik". Kita akan mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian.
Tentu saja reaksi dapat dituliskan sebagai "kepastian", tentu saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita, mengapa? Karena evidensi memadai untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam persetujuan terhadap pernyataan tersebut.

Cara Menguji Data
Data & Informasi yang digunakan dalam penalaran harus berupa fakta. Oleh karena itu perlu diadakan melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas

Cara Menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penelitian tingkat dua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi

Cara Menilai Autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghindari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan


Mengapa Penalaran perlu untuk sebuah karya ilmiah?
Jawab: Karena dalam karya ilmiah didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun dalam metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa yang santun dan isinya dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya. Atas dasar itu sebuah karya ilmiah harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
3. Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi syarat sebagai suatu sosok tulisan keilmuan
Dari pengertian tersebut bahwa penalaran menjadi bagian vital dalam proses melahirkan karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi, atau pun sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam penyusunan karya ilmiah metode berfikir keilmuan yang menggabungkan cara berfikir / penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat di tinggalkan,


Sumber:
https://orintalo.wordpress.com/2014/10/13/definisi-penalaran-proposisi-inferensi-dan-implikasi-wujud-evidensi-cara-menguji-data-dan-fakta-dan-cara-menilai-autoritas/

http://adhiesuseno.blogspot.co.id

www.wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Cara Rooting Smartphone Samsung Galaxy Urang-kurai